Texas Menuntut Pembuat TV Atas Dugaan Pengumpulan Data Rahasia

0
11

Jaksa Agung Texas Ken Paxton telah mengajukan tuntutan hukum terhadap produsen televisi besar – termasuk Sony, LG, Samsung, TCL, dan Hisense – menuduh mereka diam-diam mengumpulkan data penayangan dari pengguna melalui teknologi Automated Content Recognition (ACR). Klaim intinya adalah bahwa perusahaan-perusahaan ini mengambil tangkapan layar dari apa yang ditonton pemirsa setiap 500 milidetik tanpa izin eksplisit.

Apa itu Pengenalan Konten Otomatis (ACR)?

ACR adalah fitur umum di smart TV modern. Ini menganalisis konten yang ditampilkan untuk menayangkan iklan bertarget atau rekomendasi yang dipersonalisasi. Meskipun pada dasarnya tidak berbahaya, tuntutan hukum tersebut menyatakan bahwa proses ini terjadi secara terselubung, sehingga meningkatkan kekhawatiran privasi. Sebagian besar smart TV memungkinkan pengguna menonaktifkan ACR di pengaturannya, namun sering kali hal ini tersembunyi dalam menu dan memerlukan kesadaran akan keberadaan fitur tersebut.

Tuduhan dan Kekhawatiran

Kantor Paxton menegaskan bahwa perusahaan mengirimkan data tangkapan layar ini kembali ke perusahaan mereka sendiri tanpa memberi tahu konsumen. Tuntutan hukum tersebut tidak hanya menargetkan perusahaan Tiongkok seperti TCL dan Hisense, tetapi juga pabrikan Korea Selatan (Samsung) dan Jepang (Sony).

Namun, pernyataan Jaksa Agung membingkai masalah ini dengan sudut pandang geopolitik yang kuat, menekankan “ancaman berkelanjutan” dari Partai Komunis Tiongkok (PKT). Retorika ini menimbulkan pertanyaan apakah tuntutan hukum ini terutama didorong oleh masalah privasi atau sentimen anti-Tiongkok yang lebih luas. Siaran pers tersebut tidak memberikan rincian spesifik tentang bagaimana data yang dikumpulkan oleh perusahaan-perusahaan ini menimbulkan risiko keamanan yang nyata bagi warga Texas.

Mengapa Ini Penting: Lanskap Privasi

Tuntutan hukum tersebut menyoroti tren yang sedang berkembang: pengumpulan data konsumen melalui perangkat sehari-hari. TV modern merupakan alat pengawasan yang efektif yang mengumpulkan informasi terperinci tentang kebiasaan menonton, yang dapat berguna untuk periklanan, riset pasar, atau bahkan intelijen pemerintah. Fakta bahwa pengumpulan data ini dilakukan secara diam-diam menggarisbawahi kurangnya transparansi dalam industri teknologi.

Tuntutan hukum tersebut juga menimbulkan kekhawatiran yang lebih luas mengenai akses data asing. Meskipun kekhawatiran terhadap perusahaan Tiongkok sangat ditekankan, perusahaan mana pun yang mengumpulkan dan memonetisasi data pengguna tanpa persetujuan yang jelas akan menimbulkan risiko.

Apa yang Dapat Anda Lakukan?

Konsumen yang mengkhawatirkan ACR harus memeriksa pengaturan TV mereka. Sebagian besar produsen mengizinkan penonaktifan fitur tersebut, meskipun prosesnya mungkin berbeda.

“Memiliki televisi tidak berarti menyerahkan informasi pribadi Anda kepada Big Tech atau musuh asing,” kata Paxton.

Tuntutan hukum tersebut menggarisbawahi perlunya perlindungan konsumen yang lebih kuat dan pengungkapan yang lebih jelas mengenai praktik pengumpulan data oleh perusahaan teknologi.

Kasus-kasus ini kemungkinan akan menjadi preseden tentang bagaimana privasi data diperlakukan di perangkat pintar. Terlepas dari apakah klaim tersebut dapat dibenarkan atau tidak, tuntutan hukum tersebut akan mendorong produsen untuk mengevaluasi kembali cara mereka mengumpulkan dan menggunakan data pengguna.

Previous articleCMF Watch 3 Pro: Harga Terendah Menjadikannya Penawaran Smartwatch tahun 2025
Next articleDyson Airwrap id. Sekarang Diskon $171 di Amazon – Penawaran Terbaik