Investasi AI: Apakah Kita Menuju Gelembung?

0
17

Para pemimpin bisnis dan teknologi semakin menyuarakan kekhawatiran tentang potensi terbentuknya gelembung di sektor kecerdasan buatan (AI). Meskipun AI diakui secara luas sebagai teknologi transformatif, arus masuk investasi yang cepat dan penilaian yang meningkat telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pakar industri.

Meningkatnya Gelombang Investasi AI

Besarnya investasi pada AI telah tumbuh secara eksponensial dalam beberapa tahun terakhir. Menurut laporan Universitas Stanford, AS memperoleh investasi AI sebesar $109,1 miliar pada tahun 2024 saja. Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan investasi di negara-negara besar lainnya, dengan Tiongkok sebesar $9 miliar dan Inggris sebesar $4,5 miliar. Lonjakan aliran modal ke perusahaan-perusahaan AI telah memicu pertumbuhan pesat, namun juga menimbulkan pertanyaan apakah penilaian tersebut dapat dibenarkan.

Para Pemimpin Industri Mengungkapkan Kekhawatirannya

Tokoh-tokoh terkemuka di dunia bisnis dan keuangan secara terbuka mengakui risiko terjadinya bubble. CEO Goldman Sachs David Solomon, CEO Morgan Stanley Ted Pick, investor Michael Burry, dan CEO Picsart Hovhannes Avoyan semuanya menyatakan keprihatinan tentang penilaian yang meningkat dan pertumbuhan yang tidak berkelanjutan.

Bahkan dalam industri AI sendiri, para pemimpin mulai menyadari potensi adanya koreksi. Jarek Kutylowski, CEO perusahaan AI Jerman DeepL, mengatakan kepada CNBC, “Saya pikir evaluasinya cukup berlebihan di sana-sini, dan saya pikir ada tanda-tanda gelembung di masa depan.”

Sam Altman dari OpenAI tentang Risikonya

CEO OpenAI Sam Altman juga mempertimbangkan masalah ini, mengakui bahwa kegembiraan berlebihan di kalangan investor adalah suatu kemungkinan yang nyata. Dalam diskusi pribadi dengan wartawan, Altman menyatakan, “Ketika gelembung terjadi, orang-orang pintar menjadi terlalu bersemangat mengenai inti kebenaran… AI adalah hal terpenting yang akan terjadi dalam waktu yang sangat lama, namun para investor terlalu bersemangat.”

Paralel Sejarah

Situasi saat ini memiliki kemiripan yang mencolok dengan gelembung spekulatif di masa lalu, seperti ledakan dot-com pada akhir tahun 1990an, gelembung perumahan pada tahun 2000an, dan lonjakan mata uang kripto pada tahun 2010an. Dalam setiap kasus, kenaikan harga yang cepat diikuti oleh koreksi tajam seiring dengan kenyataan yang terjadi.

Apa yang Dipertaruhkan?

Gelembung AI dapat menimbulkan konsekuensi yang luas, mengganggu perekonomian secara luas dan menyebabkan kerugian finansial yang signifikan bagi investor. Risikonya bukan berarti AI tidak penting; sebaliknya, valuasi yang tidak berkelanjutan dan investasi spekulatif dapat menggagalkan pertumbuhan jangka panjang industri ini.

Intinya

Meskipun AI adalah teknologi transformatif yang memiliki potensi besar, hiruk pikuk investasi saat ini menimbulkan kekhawatiran akan potensi terjadinya gelembung (bubble). Para pemimpin industri memperingatkan bahwa valuasi yang meningkat dan investasi spekulatif dapat menyebabkan koreksi tajam, sehingga menggarisbawahi perlunya kehati-hatian dan ekspektasi yang realistis.