Apple Memperketat Aturan App Store untuk Melindungi Data Pengguna dari Pelatihan AI

0
7

Apple telah memperbarui pedoman App Store yang mewajibkan pengembang untuk secara eksplisit mengungkapkan segala bentuk pembagian data pribadi dengan pihak ketiga, termasuk pihak yang menggunakannya untuk melatih model kecerdasan buatan (AI). Perubahan tersebut, yang diumumkan minggu lalu, menandai panduan formal pertama perusahaan mengenai penggunaan data AI dalam ekosistemnya.

Transparansi Wajib dan Persetujuan Pengguna

Pedoman yang diperbarui kini mengamanatkan bahwa aplikasi mendapatkan izin pengguna secara eksplisit sebelum membagikan data pribadi dengan sistem AI pihak ketiga. Pengembang harus menyatakan dengan jelas dalam kebijakan privasi mereka bagaimana data pengguna akan digunakan, termasuk untuk tujuan pelatihan AI. Apple berhak menolak aplikasi apa pun yang gagal memenuhi persyaratan baru ini.

Pendekatan Apple yang Berhati-hati terhadap AI

Langkah ini mencerminkan pendekatan Apple yang secara historis berhati-hati terhadap pengembangan AI. Di bawah kepemimpinan CEO Tim Cook, perusahaan ini lambat dalam mengintegrasikan fitur-fitur AI ke dalam produk-produknya, dan sering kali lebih memilih istilah “pembelajaran mesin” daripada “kecerdasan buatan.” Penempatan yang disengaja ini menunjukkan keengganan untuk sepenuhnya menerima ekspansi AI yang pesat seperti yang terjadi di perusahaan teknologi lainnya.

Tekanan Hukum dan Masalah Pengikisan Data

Pembaruan ini dilakukan di tengah meningkatnya pengawasan hukum terhadap bagaimana perusahaan AI mendapatkan data untuk melatih model mereka. Silicon Valley menghadapi tantangan yang semakin besar terkait legalitas penggunaan data yang tersedia untuk umum, termasuk materi berhak cipta, tanpa izin tertulis. Apple sendiri saat ini menghadapi tuntutan hukum yang menuduh mereka menggunakan data dari “perpustakaan bayangan” (konten bajakan) secara tidak benar untuk melatih sistem AI-nya.

Pertarungan Hukum di Seluruh Industri

Lanskap hukum menjadi semakin tidak bersahabat bagi perusahaan AI yang mengandalkan data bekas. Anthropic, raksasa AI lainnya, menyelesaikan gugatan class action pada bulan September sebesar $1,5 miliar atas praktik pengikisan data serupa. Ziff Davis, perusahaan induk Mashable, juga mengajukan gugatan terhadap OpenAI pada bulan April, dengan tuduhan pelanggaran hak cipta dalam proses pelatihan AI-nya.

Posisi Apple dalam Debat yang Lebih Luas

Dengan memperketat aturan App Store, Apple memposisikan dirinya sebagai pelindung privasi pengguna di era AI. Meskipun perusahaan tersebut dilaporkan mengintegrasikan Google Gemini untuk mendukung Siri, pedoman barunya menandakan komitmen terhadap transparansi dan izin pengguna. Pembaruan ini menggarisbawahi meningkatnya ketegangan antara inovasi AI dan privasi data, sehingga memaksa pengembang untuk menavigasi lingkungan yang lebih diatur.

Melihat ke Depan

Langkah ini kemungkinan akan menetapkan standar baru bagi pengembang aplikasi, memaksa mereka untuk memprioritaskan izin pengguna dan transparansi data. Hal ini juga menimbulkan pertanyaan tentang masa depan pelatihan AI, karena perusahaan menghadapi tekanan hukum dan etika yang semakin besar dalam mendapatkan data secara bertanggung jawab. Sikap Apple dapat mempengaruhi raksasa teknologi lainnya untuk mengambil tindakan serupa, sehingga berpotensi membentuk kembali lanskap AI di tahun-tahun mendatang

Previous articleJBL Tune Buds: Diskon $60 Menjelang Black Friday 🎧
Next articleMacBook Pro M5 Mencapai Rekor Harga Rendah di Amazon